Jumat, 02 Desember 2011 - 0 komentar

UPDATE KERNEL UBUNTU

Kembali ke layar Linux Mint. Kernel yang saya gunakan merupakan kernel Linux 3.0, sudah cukup lama rasanya ga update kernel. Kernel yang sudah stabil saat tulisan ini diangkat adalah kernel Linux versi 3.1.1. Saya biasanya compile kernel sendiri yang diambil dari kernel.org, tapi untuk compile sendiri memerlukan waktu berjam-jam. Karena itu saya (klo lagi males compile) update kernel yang sudah di pack menjadi .deb yang diambil dari sini. So, this is the tutorial how to update kernel on Linux Mint.
Pada tutorial kali ini, saya hendak update kernel 3.1.1 yang sudah di pack menjadi .deb. Distro yang saya gunakan adalah Linux Mint 10 (berbasis Ubuntu 10.10).
Langkah-langkahnya:

Step 1

Buka web browser anda kemudian buka situs ini:
http://kernel.ubuntu.com/~kernel-ppa/mainline/
Untuk kernel 3.1.1, anda harus memilih direktori "/v3.1.1-oneiric". Klik saja direktori tersebut.


Lihat gambar diatas. Didalamnya akan terdapat beberapa link, yang harus anda lakukan adalah mendownload 3 file dari 6 file kernel yang ada disitu sesuai dengan jenis sistem operasi yang anda gunakan. Untuk sistem operasi 32 bit, download 3 file yang ditandai oleh saya dengan warna biru, sedangkan untuk 64bit silahkan download  3 file yang berwarna merah.

Step 2

Selanjutnya simpan ke 3 file yang sudah didownload tadi di dalam folder. Pada contoh kali ini saya menyimpan ke 3 file tersebut di ~/Documents/tuti/.


Buka terminal lalu pindah ke folder tempat anda menyimpan file-file tadi (cd ).
Langkah terakhir, ketik command berikut ini:
sudo dpkg -i *.deb
masukan password anda.



Tunggu hingga proses instalasi selesai.


Jika sudah selesai seperti diatas, anda tinggal restart/reboot untuk menggunakan kernel baru. kernel bisa di cek dengan mengetikan command ini pada terminal:
uname -a


Q&A

Q: Ini untuk Linux Mint? Ubuntu bisa ga?
A: Cara ini bisa digunakan untuk Ubuntu dan semua turunannya, termasuk Linux Mint :)

Q: BTW, memangnya bisa digunakan tuh kernel? Kan disitu ditulisnya "Oneiric".
A: Bisa, meskipun pada direktori situsnya ada kata Oneiric, tetapi kernel didalamnya bisa digunakan untuk turunan Ubuntu dari versi berapapun. Saya aja bikin tutorial ini di Linux Mint 10 yang berbasis Ubuntu 10.10 Maveric Meerkat.

Q: Ada hardware saya yang tidak bisa digunakan setelah upgrade kernel. Gimana dong?
A: Pada kernel sebelumnya anda menginstall driver untuk hardware tersebut? Jika iya, anda harus menginstall kembali. Jika tidak pernah menginstall driver apa-apa sebelumnya maka kemungkinan besar module hardware yang anda butuhkan dihilangkan pada kernel yang sudah dipaket ini. Hal ini kadang terjadi di kernel yang sudah di paket tetapi sangat jarang terjadi jika anda compile kernel sendiri. Untuk solusinya, anda silahkan cari module yang dihilangkan tersebut atau anda bisa kembali gunakan kernel anda sebelumnya.

Q: Yes! Saya berhasil! tapi gimana caranya menghapus kernel yang tidak terpakai?
A: Silahkan lihat tulisan saya yang ini. Oh iya, sebaiknya sisakan 1 kernel yang ada disistem sehingga anda bisa berpindah ke kernel tersebut apabila anda mengalami masalah pada kernel yang sedang anda gunakan.

Q: Ubuntu yang saya gunakan memang 64 bit, tapi prosesor saya Intel, apa tidak jadi masalah jika saya mendownload file kernel tersebut yang ada tulisan amd64?
A: Tidak masalah. Itu hanya penamaan saja.

[Sapapun boleh copy-paste semua artikel di blog ini. Ndak perlu minta ijin dan saya ga rewel harus dicantumkan sebagai sumber. Dicantumkan sebagai sumber yaa bersyukur, ga dicantumkan juga ga apa-apa. :)]

sumber
»»  Next...
- 2 komentar

REMASTER UBUNTU DENGAN REMASTERSYS

Cara kerja remastersys adalah dengan mem-backup ubuntu yang telah terinstall di computer. Sehinnga penggunaanya sangat mudah  hanya dengan jalankan program remastersys kemudian pilih backup lalu tunngu beberapa saat hinnga proses backup selesai, lalu akan terbentuklah file .iso yang tinggal di burn.

sekarang udah taukan inti dari remastering dengan cara remastersys..? Eittsss.... Jangan keburu napsu untuk melakukan remastering. Baca dulu syarat-syarat yang di butuhkan untuk melakukan remastering di bawah ini.

Sebelum melakukan remastering dengan remastersys, ingat!!!
1. Instal Linux ubuntu di luar windows, jangan mencoba remastering menggunakan instalan linux WUBI, karena di jamin mau jungkir balik tetep GAK BISA!!
2. sebelum melakukan remasterin, Update dulu ubuntunya!
3. Folder Home harus ada minimal kosong +/- 3 GB, gak boleh kurang!

Setelah itu semua persyaratan di atas terpenuhi, baru boleh lanjut baca cara menginstal remastersys.

Cara Install Remastersys
1. Buka terminal
2. download remastersy.deb versi remastersys_2.0.17-1_all.deb di sini
3. setelah selesai instal, klik 2 kali pada file instalan remastersys_2.0.17-1_all.deb
4. maka muncul package instaler, klik install package.
5. Tunggu sampe proses selesai
6. Remastersys sudah terinstal, lihat di Applications-System Tools-Remastersys

Karena remastersy adalah backup an ubuntu kita, maka sebelum melakukan remastering, percantik ubuntu kita. ganti theme, wallpaper dan tambahkan aplikasi yang kita sukai. Ingat, theme dan walpaper sudah anda taruh di folder system ubuntu anda. Setelah semuanya beres, saatnya melakukan remastering.

1. Buka terminal

2. Ketikan command ini di terminal satu per satu
sudo -s

cp -Rf .config/ .gconf/ .gnome2/ .gconfd/ .local/ .nautilus/ .mozilla/ /etc/skel/

cp -Rf .config/ .gconf/ .gnome2/ .gconfd/ .local/ .nautilus/ .mozilla/ /root/

cd /etc/skel

chown -R root:root .config/ .gconf/ .gnome2/ .gconfd/ .local/ .nautilus/ .mozilla/

cd /root

chown -R root:root .config/ .gconf/ .gnome2/ .gconfd/ .local/ .nautilus/ .mozilla/

command tersebut berfungsi untuk mengangkat semua konfigurasi dari suatu aplikasi, misalnya .gconf/ ini bisa berfungsi untuk mengangkat semua konfigurasi dari gconf kita, dimana pada gconf ini sudah termasuk pada theme, panel, background dan yang lainnya yang terdapat pada pegaturan gconf, kemudian local untuk konfigurasi pada lokal, misalnya untuk mengankat main menu kita yang kita tambahkan sendiri, maka akan terangkat dan ingat pula jika mengkopi ini maka pengaturan internet kita juga akan terbawa.Semua konfigurasi tersebut ada di home folder kita dan kita akan kopikan ke /etc/skel dan /root, dikarenakan pada casper akan mengakses kedua folder tersebut.Jika kita telah melakukan hal tersebut, maka kita telah siap untuk mendistribusikan ulang ubuntu kita. (apabila kita tidak melakukan hal tersebut, maka hasil remaster nanti akan sama persis dengan ubuntu asli, bukan kemauan kita).

3.Untuk melakukan remastering, ketikan command berikut:
sudo remastersys dist

untuk mendistribusikan ulang dari system kita dan langsung akan terbentuk .iso
Tunggu prosesnya sampai selesai, membutuhkan waktu 30-45 menit, dan biasanya file iso akan membengkak menjadi 1 GB lebih, karena sudah ada aplikasi yang terinstal. Remastering saya ajah, ukuran filenya 1,2 GB hehehehehe...

Setelah remastering selesai, jangan close terminalnya dulu. Check file iso nya di file system home/remastersys/remastersys file iso terdapat di luar,
copy file iso di folder pilihan anda, atau simpan di flashdiksk

4. Sekarang bersihkan file yang tadi dengan mengetik command:
sudo remastersys clean


Ingat: Untuk remastering pertama kali, anda haru terhubung dengan internet, dan untuk remastering berikutnya baru tidak membutuhkan koneksi internet


sumber
»»  Next...
Rabu, 23 November 2011 - 0 komentar

Sholat Malam

Hukum, Waktu dan Jumlah Rokaat Sholat Malam

Hukum sholat malam adalah sunah muakkad. Waktunya adalah setelah sholat ‘isya sampai dengan sebelum waktu sholat shubuh. Akan tetapi, waktu yang paling utama adalah sepertiga malam yang terakhir dan boleh dikerjakan sesudah tidur ataupun sebelumnya.


Sedangkan jumlah rokaatnya paling sedikit adalah 1 rokaat berdasarkan sabda Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam, “Sholat malam adalah 2 rokaat (salam) 2 rokaat (salam), apabila salah seorang di antara kamu khawatir akan datangnya waktu shubuh maka hendaklah dia sholat 1 rokaat sebagai witir baginya.” (HR. Bukhori dan Muslim). Dan paling banyak adalah 11 rokaat berdasarkan perkataan ‘Aisyah radhiyallohu ‘anha, “Tidaklah Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam sholat malam di bulan romadhon atau pun bulan yang lainnya lebih dari 11 rokaat.” (HR. Bukhori dan Muslim), walaupun mayoritas ulama menyatakan tidak ada batasan dalam jumlah rokaatnya.

Keutamaan Sholat Malam

Ketika menyebutkan ciri-ciri orang yang bertakwa, Alloh Subhanallohu wa Ta’ala berfirman yang artinya, “Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan di waktu pagi sebelum fajar.” (QS. Adz Dzariyat: 17-18)

Karena pentingnya sholat malam ini Alloh berfirman kepada Nabi-Nya yang artinya, “Hai orang yang berselimut, bangunlah pada sebagian malam (untuk sholat), separuhnya atau kurangi atau lebihi sedikit dari itu. Dan bacalah Al-Qur’an dengan tartil.” (QS. AlMuzammil: 1-4)

Berikut ini akan kami sampaikan beberapa keutamaan sholat malam dengan tujuan agar seseorang lebih bersemangat dan terdorong hatinya untuk mengerjakannya dan selalu mengerjakannya.

1. Sebab masuk surga.

Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai sekalian manusia, sebarkanlah salam, berilah makanan, sambunglah tali persaudaraan dan sholatlah ketika manusia terlelap tidur pada waktu malam niscaya engkau akan masuk surga dengan selamat.” (HR. Ibnu Majah, dishohihkan oleh Al Albani)

2. Menaikkan derajat di surga.

Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh di dalam surga tedapat kamar-kamar yang bagian dalamnya terlihat dari luar dan bagian luarnya terlihat dari dalam. Kamar-kamar itu Alloh sediakan bagi orang yang memberi makan, melembutkan perkataan, mengiringi puasa Romadhon (dengan puasa sunah), menebarkan salam dan mengerjakan sholat malam ketika manusia lain terlelap tidur.” (HR. At Tirmidzi, dihasankan oleh Al Albani)

3. Penghapus dosa dan kesalahan.

Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hendaklah kalian melakukan sholat malam, karena sholat malam itu adalah kebiasaan orang-orang sholih sebelum kalian, dan ibadah yang mendekatkan diri pada Tuhan kalian serta penutup kesalahan dan sebagai penghapus dosa.” (HR. At Tirmidzi, dihasankan oleh Al Albani)

4. Sholat yang paling utama setelah sholat fardhu.

Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sholat yang paling utama setelah sholat wajib adalah sholat malam.” (HR. Muslim)

5. Kemulian orang yang beriman dengan sholat malam.

Ketika Jibril datang pada Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam lalu berkata, “Hai Muhammad, kemuliaan orang beriman adalah dengan sholat malam. Dan kegagahan orang beriman adalah sikap mandiri dari bantuan orang lain.” (HR. Al Hakim, dihasankan oleh Al Albani)

Akan tetapi disayangkan kebanyakan kaum muslimin meninggalkan sholat malam yang berarti telah menyia-nyiakan keutamaan yang telah Alloh sediakan dikarenakan kemalasan yang ada pada mereka atau pun tergoda dengan gemerlapnya dunia. Dalam riwayat Imam Bukhori disebutkan bahwa ketika Rosululloh ditanya tentang seorang yang tidur sepanjang malam sampai waktu subuh, maka Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dia adalah seorang yang kedua telinganya dikencingi oleh setan.” Hal ini adalah penghinaan setan baginya, lalu bagaimana seorang yang bangun setelah waktu subuh??? Wallohu Musta’an.

***

Penulis: Abu Abdillah Rudi Agus H.
Artikel www.muslim.or.id

sumber
»»  Next...
- 0 komentar

Agar Ibadah Diterima Di Sisi ALLOH

Alloh yang Maha Bijaksana tentulah tidak menciptakan sesuatu kecuali dengan hikmah yang agung. Alloh berfirman, “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (Adz Dzariyat: 56). Mungkin kita sudah hafal tujuan tersebut karena sering kita dengar, tapi pernahkah terlintas di benak kita apakah ibadah kita itu diterima ataukah tidak? Maka, tidak ada seorang pun yang dapat menjamin hal ini, sehingga sudah seharusnya bagi tiap mukmin untuk beramal dengan senantiasa berharap dan cemas. Berharap agar ia mendapat ridho Alloh serta janji-janji yang sudah ditetapkan Alloh dalam Al Qur’an dan cemas kalau-kalau ibadahnya tidak diterima. Dan janganlah ia berdecak kagum atas amal yang ia lakukan dan merasa bahwa ibadahnya pasti diterima.


Ingatlah firman Alloh, “Katakanlah: ‘Maukah Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?’ Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.” (Al Kahfi: 103, 104). Siapakah yang lebih rugi dari orang semacam ini? yang telah beramal dengan susah payah sewaktu masih hidup di dunia tapi ternyata sia-sia dan tidak diterima oleh Alloh Ta’ala.

Apakah Makna Ibadah?

Ibadah secara bahasa bermakna merendahkan diri dan tunduk. Sedang secara istilah, ulama banyak memberikan makna. Namun makna yang paling lengkap adalah seperti yang didefinisikan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, yaitu: Suatu kata yang meliputi segala perbuatan dan perkataan; zhohir maupun batin yang dicintai dan diridhoi oleh Alloh Ta’ala. Dengan demikian ibadah terbagi menjadi tiga, yaitu: ibadah hati, ibadah lisan dan ibadah anggota badan.

Syarat Diterimanya Amal Ibadah

Ketahuilah, semua amalan dapat dikatakan sebagai ibadah yang diterima bila memenuhi dua syarat, yaitu Ikhlash dan mutaba’ah (mengikuti tuntunan Nabi shollallohu ‘alaihi wassalam). Kedua syarat ini terangkum dalam firman Alloh, “…Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang sholih dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya.” (Al Kahfi: 110). Beramal sholih maksudnya yaitu melaksanakan ibadah sesuai dengan tata cara yang telah diajarkan oleh Nabi, dan tidak mempersekutukan dalam ibadah maksudnya mengikhlashkan ibadah hanya untuk Alloh semata.

Hal ini diisyaratkan pula dalam firmanNya, “(Tidak demikian) dan bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Alloh, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Robbnya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (Al-Baqoroh: 112). Menyerahkan diri kepada Alloh berarti mengikhlashkan seluruh ibadah hanya kepada Alloh saja. Berbuat kebajikan (ihsan) berarti mengikuti syari’at Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam.

Syarat pertama (ikhlash) merupakan konsekuensi dari syahadat pertama (persaksian tiada sesembahan yang benar kecuali Alloh semata). Sebab persaksian ini menuntut kita untuk mengikhlashkan semua ibadah kita hanya untuk Alloh saja. Sedang syarat kedua (mutaba’ah) adalah konsekuensi dari syahadat kedua (persaksian Nabi Muhammad -shollallohu ‘alaihi wa sallam- sebagai hamba dan utusan-Nya).

Ikhlash dalam Ibadah

Seluruh ibadah yang kita lakukan harus ditujukan untuk Alloh semata. Walaupun seseorang beribadah siang dan malam, jika tidak ikhlash (dilandasi tauhid) maka sia-sialah amal tersebut. Alloh berfirman, “Padahal mereka tidak disuruh kecuali untuk menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan agar mereka mendirikan sholat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (Al Bayyinah: 5)

Maka sungguh beruntunglah seseorang yang selalu mengawasi hatinya, kemanakah maksud hati tatkala ia beribadah, apakah untuk Alloh, ataukah untuk selain Alloh. Perhatikanlah jenis amal-amal berikut:

Amalan riya’ semata-mata, yaitu amalan itu dilakukan hanya supaya dilihat makhluk atau karena tujuan duniawi. Amalan seperti ini hangus, tidak bernilai sama sekali dan pelakunya pantas mendapat murka Alloh. Amalan yang ditujukan kepada Alloh dan disertai riya’ dari sejak awalnya, maka nash-nash yang shohih menunjukkan amalan seperti ini bathil dan terhapus. Amalan yang ditujukan bagi Alloh dan disertai niat lain selain riya’. Seperti jihad yang diniatkan untuk Alloh dan karena menghendaki harta rampasan perang. Amalan seperti ini berkurang pahalanya dan tidak sampai batal dan tidak sampai terhapus amalnya.

Amalan yang awalnya ditujukan untuk Alloh kemudian terbesit riya’ di tengah-tengah, maka amalan ini terbagi menjadi dua, jika riya’ tersebut terbersit sebentar dan segera dihalau maka riya’ tersebut tidak berpengaruh apa-apa. Namun jika riya’ tersebut selalu menyertai amalannya maka pendapat terkuat diantara ulama salaf menyatakan bahwa amalannya tidak batal dan dinilai niat awalnya sebagaimana pendapat Hasan Al Bashri. Namun dia tetap berdosa karena riya’nya tersebut dan tambahan amal (perpanjangan amal karena riya’) terhapus. Sedang amal yang ikhlash karena Alloh kemudian mendapat pujian sehingga dia senang dengan pujian tersebut, maka hal ini tidak berpengaruh apa-apa terhadap amalnya.

Beribadah Hanya Dengan Syari’at Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam

Ketahuilah, ibadah bukanlah produk akal atau perasaan manusia. Ibadah merupakan sesuatu yang diridhoi Alloh, dan engkau tidak akan mengetahui apa yang diridhoi Alloh kecuali setelah Alloh kabarkan atau dijelaskan Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam. Dan seluruh kebaikan telah diajarkan Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam, tidak tersisa sedikit pun. Tidak ada dalam kamus ibadah sesorang melaksanakan sesuatu karena menganggap ini baik, padahal Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam tidak pernah mencontohkan. Sehingga tatkala ditanya, “Mengapa engkau melakukan ini?” lalu ia menjawab, “Bukankah ini sesuatu yang baik? Mengapa engkau melarang aku dari melakukan yang baik?” Saudaraku, bukan akal dan perasaanmu yang menjadi hakim baik buruknya. Apakah engkau merasa lebih taqwa dan sholih ketimbang Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya? Ingatlah sabda Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam, “Barangsiapa yang melakukan satu amalan (ibadah) yang tiada dasarnya dari kami maka ia tertolak.” (HR. Muslim)

Perhatikanlah, ibadah kita harus mencocoki tatacara Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam dalam beberapa hal:

Sebabnya. Ibadah kepada Alloh dengan sebab yang tidak disyari’atkan, maka ibadah tersebut adalah bid’ah dan tidak diterima. Contoh: Ada orang melakukan sholat tahajjud pada malam dua puluh tujuh bulan Rojab, dengan dalih bahwa malam itu adalah malam Mi’roj Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam (dinaikkan ke atas langit). Sholat tahajjud adalah ibadah tetapi karena dikaitkan dengan sebab yang tidak ditetapkan syari’at maka sholat karena sebab tersebut hukumnya bid’ah.

Jenisnya. Artinya ibadah harus sesuai dengan syariat dalam jenisnya, contoh seseorang yang menyembelih kuda untuk kurban adalah tidak sah, karena menyalahi syari’at dalam jenisnya. Jenis binatang yang boleh dijadikan kurban adalah unta, sapi dan kambing.

Kadar (bilangannya). Kalau ada seseorang yang sengaja menambah bilangan raka’at sholat zhuhur menjadi lima roka’at, maka sholatnya bid’ah dan tidak diterima, karena tidak sesuai dengan ketentuan syariat dalam jumlah bilangan roka’atnya. Dari sini kita tahu kesalahan orang-orang yang berdzikir dengan menenentukan jumlah bacaan tersebut sampai bilangan tertentu, baik dalam hitungan ribuan, ratusan ribu atau bahkan jutaan. Mereka tidak mendapatkan apa-apa kecuali capek dan murka Alloh.

Kaifiyah (caranya). Seandainya ada seseorang berwudhu dengan cara membasuh tangan dan muka saja, maka wudhunya tidak sah, karena tidak sesuai dengan cara yang ditentukan syariat.

Waktunya. Apabila ada orang menyembelih binatang kurban Idul Adha pada hari pertama bulan Dzulhijjah, maka tidak sah, karena syari’at menentukan penyembelihan pada hari raya dan hari tasyriq saja.

Tempatnya. Andaikan ada orang beri’tikaf di tempat selain Masjid, maka tidak sah i’tikafnya. Sebab tempat i’tikaf hanyalah di Masjid.

Wahai saudaraku… Marilah kita wujudkan tuntutan dua kalimat syahadat ini, yaitu kita menjadikan ibadah yang kita lakukan semata-mata hanya untuk Alloh dan kita beribadah hanya dengan syari’at yang dibawa oleh Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wa sallam dalam setiap tarikan nafas dan detik-detik kehidupan kita, semoga dengan demikian kita semua menjadi hamba-Nya yang bersyukur, bertaqwa dan diridhoi-Nya. Wallohu a’lam bish showaab.

***

Penulis: Bambang Abu Abdirrohman Al Atsary Al Bayaty
Artikel www.muslim.or.id

sumber
»»  Next...
- 0 komentar

Beberapa Kesalahan Dalam Berwudhu

Wudhu memiliki kedudukan yang penting dalam agama kita. Tidak sahnya wudhu seseorang dapat menyebabkan sholat yang ia kerjakan menjadi tidak sah, sedangkan sholat adalah salah satu rukun Islam yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Oleh karena itu merupakan suatu kewajiban bagi setiap muslim untuk memperhatikan bagaimana dia berwudhu. Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak diterima sholat yang dilakukan tanpa wudhu dan tidak diterima shodaqoh yang berasal dari harta yang didapat secara tidak halal.” (HR. Muslim)


Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan oleh kaum muslimin pada tata cara berwudhu diantaranya:

1. Melafazhkan niat. Kebiasaan salah yang sering dilakukan kaum muslimin ini bukan hanya dalam masalah wudhu saja, bahkan dalam berbagai macam ibadah. Rosululloh tidak pernah melafazhkan niat ketika berwudhu sedangkan orang yang mengamalkan perkara ibadah yang tidak pernah ada contohnya dari Rosululloh maka amalan itu tertolak (Lihat hadits Arba’in Nawawiyah no. 5) dan bahkan akan mendatangkan murka Alloh. Patokan dalam tata cara ibadah adalah mengikuti Rosululloh, bukan akal pikiran atau perasaaan kita sendiri yang akan menjadi hakim mana yang baik dan mana yang buruk. Andaikan itu adalah hal yang baik, mengapa Rosululloh tidak mengajarkannya atau tidak melakukannya? Apa mereka merasa lebih pintar, lebih sholih, lebih bertaqwa, lebih berilmu daripada Rosululloh? Apakah mereka merasa bahwa Rosululloh bodoh terhadap hal-hal yang baik sampai mereka berkarya sendiri? Maka siapakah yang kalian ikuti dalam ibadah ini wahai para pelafazh niat…???

2. Membaca doa-doa khusus dalam setiap gerakan wudhu seperti doa membasuh muka, do’a membasuh kepala dan lain-lain. Tidak ada riwayat shohih yang menjelaskan tentang hal tersebut.

3. Tidak membaca “bismillah” padahal Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak sempurna wudhu’ sesorang yang tidak membaca basmallah.” (HR. Ahmad)

4. Hanya berkumur tanpa istinsyaq (memasukkan air ke hidung) padahal keduanya termasuk dalam membasuh wajah. Adapun yang sesuai sunnah adalah menyatukan antara berkumur-kumur dangan beristinsyaq dengan satu kali cidukan berdasarkan hadits Utsman bin Affan rodhiyallohu ‘anhu tentang tata cara berwudhu. (HR. Bukhari, Muslim)

5. Tidak membasuh kedua tangan sampai siku, hal ini sering kita lihat pada orang yang berwudhu cepat bagaikan kilat sehingga tidak memperhatikan bahwa sikunya tidak terbasuh. Padahal Alloh Ta’ala berfirman, “Dan basuhlah kedua tanganmu hingga kedua siku.” (Al Maaidah: 6)

6. Memisah antara membasuh kepala dengan membasuh telinga padahal yang benar adalah membasuh kepala dan telinga dalam satu kali ciduk. Dan ini hanya dilakukan satu kali, bukan tiga kali seperti pada bagian lain, hal ini berdasarkan hadits dari Utsman bin Affan rodhiyallohu ‘anhu tentang tata cara berwudhu. (HR. Bukhari, Muslim)

7. Tidak memperhatikan kebagusan wudhunya sehingga terkadang ada anggota wudhunya yang seharusnya terbasuh tetapi belum terkena air. Rosululloh pernah melihat seorang yang sedang sholat sedangkan pada punggung telapak kakinya ada bagian seluas uang dirham yang belum terkena air, kemudian beliau memerintahkannya untuk mengulang wudhu dan sholatnya.

8. Was-was ketika berwudhu. Sering kita melihat ketika seseorang berwudhu hingga sampai ke tangannya, dia teringat bahwa lafazh niatnya belum mantap sehingga dia mengulang wudhunya dari awal bahkan kejadian ini terus berulang dalam wudhunya tersebut hingga iqomah dikumandangkan, hal seperti ini adalah was-was dari syaithon yang tidak berdasar. Wallahul musta’an.

Demikianlah sedikit paparan mengenai sekelumit kesalahan dalam berwudhu yang banyak kita jumpai pada kaum Muslimin khususnya di negeri kita ini, semoga bermanfaat dan menjadikan kita lebih memperhatikannya lagi. Wallohu a’lam bish showab.

***

Penulis: Abu Fatah Amrullah Al Bakasy
Artikel www.muslim.or.id

dikutip dari SINI
»»  Next...